Pagerandong, Mrebet, Purbalingga|sindonewsjateng.com – Haflah Akhirusanah KB Nur Qulbi pada 19 Juni 2025, yang dihadiri oleh 16 siswa, menunjukkan semangat juang yang tinggi di tengah keterbatasan. Acara sederhana ini dihadiri oleh Ketua Penyelenggara Rasmono S.H., Ketua Komite Abdul Rohman, Kepala Sekolah Ibu Suparti, dan perwakilan Pemerintah Desa Pagerandong, Ibu Eli selaku Kadus. Kehadiran perwakilan pemerintah desa, walau patut diapresiasi sebagai bentuk dukungan simbolis, namun hanya menutupi kenyataan pahit yang jauh lebih besar.
Betapa ironisnya, suatu acara kelulusan anak usia dini harus digelar dalam kondisi seadanya karena minimnya fasilitas. Pernyataan Bapak Rasmono S.H. tentang kendala kekurangan gedung sekolah bukan sekadar keluhan, melainkan tuduhan tersamar terhadap ketidakpedulian Pemerintah Desa Pagerandong terhadap pendidikan anak usia dini. Janji-janji pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan kualitas SDM ternyata hanya omong kosong di Desa Pagerandong Kecamatan Mrebet.
Kehadiran Ibu Eli hanya sebatas formalitas, tidak diikuti dengan tindakan konkret dalam bentuk dukungan nyata terhadap infrastruktur pendidikan. Ini merupakan kegagalan fundamental Pemerintah Desa Pagerandong dalam menjalankan tugasnya memberikan akses pendidikan yang layak bagi warga. Ungkapan harapan Bapak Rasmono agar para siswa menjadi generasi yang cerdas dan berguna justru mengungkap ketidakmampuan pemerintah desa dalam mewujudkan harapan tersebut.
Kesederhanaan Haflah Akhirusanah KB “Nur Qulbi”bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan, melainkan sebuah cerminan kegagalan Pemerintah Desa Pagerandong dalam menangani persoalan pendidikan di wilayahnya. Sinergi yang diharapkan bukan hanya sekadar ucapan, melainkan tindakan nyata dalam bentuk anggaran dan dukungan konkret untuk pembangunan gedung sekolah dan peningkatan kualitas pendidikan di KB “Nur Qulbi”. Semoga kritikan ini mendorong perubahan nyata dari Pemerintah Desa Pagerandong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga