Purbalingga, Tlahab | Sindo Neww – Indonesia Merdeka, tapi pendidikan di SD Negeri 1 Tlahab Kidul masih terjajah oleh praktik korupsi yang terang-terangan! Perpisahan kelas VI bukan lagi momen perayaan prestasi, melainkan ajang pemeras uang wali murid yang terselubung di balik kedok acara seremonial. Rp450.000 per siswa! Angka ini bukan sekadar angka; ini adalah bukti nyata kebejatan moral yang merajalela di lingkungan pendidikan kita. Ini adalah penghinaan terhadap kemiskinan dan perjuangan orang tua yang berkorban demi masa depan anak-anak mereka.
Sekolah bersembunyi di balik tirai “inisiatif paguyuban”. Ini adalah kebohongan besar! Ini adalah kejahatan terorganisir yang melibatkan oknum guru dan komite sekolah yang tega mengeksploitasi wali murid yang tengah berjuang melawan tekanan ekonomi. Ketidakmampuan sekolah mengelola dana BOS dengan transparan dan akuntabel menunjukkan betapa busuknya moral para oknum yang terlibat. Apakah dana BOS telah dikorupsi sehingga sekolah tega memeras orang tua dengan biaya selangit untuk acara yang tak lebih dari sekadar pamer kekayaan semu?
Lebih memalukan lagi, pungutan tambahan untuk administrasi kelulusan! Fotokopi ijazah, map, penulisan ijazah… Ini bukan sekadar ketidakmampuan, ini adalah bukti nyata kemalasan dan ketidakpedulian terhadap tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pendidik. Ini adalah pencurian terencana yang dilakukan secara sistematis dan menghina intelegensi wali murid. Mereka memperlakukan orang tua bukan sebagai mitra, melainkan sebagai sapi perah yang siap diperah keringatnya.
Klarifikasi dari salah seorang guru yang menolak disebutkan namanya, menuduh adanya upaya mengadu domba, hanya menunjukkan sikap defensif dan pengecut. Tuduhan tersebut justru semakin memperkuat dugaan adanya penyelewengan dana dan upaya menutup-nutupi kejahatan yang telah dilakukan. Sikap arogan dan tidak menghargai awak media yang berusaha mengungkap kebenaran semakin memperjelas watak premanisme yang bercokol di sekolah ini. Pertemuan dengan perwakilan paguyuban wali murid yang terkesan menghindar dan tidak transparan juga menunjukkan adanya upaya untuk menyembunyikan fakta yang sebenarnya.
Bapak Suseno, peringatan Anda hanyalah angin lalu! Tindakan nyata dan tegas diperlukan SEKARANG JUGA! Jangan biarkan sekolah menjadi sarang perampokan dan eksploitasi ekonomi! Tangkap dan hukum para pelaku kejahatan ini! Jangan hanya berdiam diri dan membiarkan para penjahat berdasi ini terus merajalela.
Pendapat praktisi hukum hanya menguatkan betapa bodoh dan tidak bergunanya acara perpisahan yang mewah dan boros ini. Acara ini tidak memberikan nilai tambah apapun bagi pendidikan, hanya meninggalkan beban hutang bagi orang tua dan kenangan pahit tentang ketidakadilan.
Ini bukan sekadar polemik kecil; ini adalah perang melawan ketidakadilan di dunia pendidikan! Ini adalah pertarungan melawan korupsi dan melawan mental premanisme yang telah menggerogoti sendi-sendi pendidikan kita. Kita harus bersatu, menuntut keadilan, dan menghukum para penjahat berdasi ini! Transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum adalah satu-satunya jalan untuk membersihkan sampah di dunia pendidikan! Hentikan perampokan ini SEKARANG JUGA! Tuntut keadilan untuk anak-anak kita! Tuntut keadilan untuk masa depan pendidikan Indonesia!