
Yogyakarta, Indonesia – 7 September 2025 – Ide kreatif warga Patangpuluhan, Yogyakarta, berhasil mengubah sampah yang biasanya jadi masalah menjadi peluang. Mereka menyulapnya menjadi pupuk organik yang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan lahan pertanian produktif di wilayah mereka.
Langkah inovatif ini langsung menarik perhatian Pemerintah Kota Yogyakarta. Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, turun langsung meninjau lokasi pertanian yang dikelola masyarakat RW 07, Kelurahan Patangpuluhan, Kemantren Wirobrajan, pada Kamis (4/9/2025).
Hasto menyampaikan bahwa Pemkot berencana memperluas pendirian Unit Pupuk Organik (UPO) di setiap kemantren. Bahan bakunya berasal dari dedaunan dan sisa dapur rumah tangga. “Kalau di tiap kemantren ada UPO, sampah organik tidak perlu dibawa ke depo. Justru bisa kembali ke warga dalam bentuk pupuk untuk pertanian kota,” jelasnya.
Kini, bantaran Sungai Winongo yang sebelumnya kumuh berubah menjadi lahan hijau berkat kerja keras Kelompok Tani Winongo Asri. Menurut Hasto, bantaran sungai merupakan lokasi ideal pengolahan pupuk organik karena memiliki banyak vegetasi. Daun kering yang berguguran bisa diolah menjadi pupuk alami.
Selain itu, warga juga mengembangkan budidaya maggot sebagai solusi tambahan pengelolaan sampah organik. Hasto pun memberikan apresiasi besar terhadap inisiatif ini. “Saya salut dengan KWT Winongo Asri. Budidaya maggot bukan hanya inovasi, tapi juga bentuk nyata kepedulian warga terhadap lingkungan,” ujarnya.
Ketua RW 07 Patangpuluhan, Elly Popika Sari, menjelaskan bahwa kelompoknya berkomitmen menjaga bantaran Sungai Winongo agar tetap bersih dan produktif. Selain bercocok tanam sayuran, warga juga fokus memanfaatkan sampah organik dan mengembangkan budidaya maggot.
“Lewat kegiatan ini, warga bisa menjaga kebersihan lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga,” tutur Elly. Ia berharap dukungan dari Pemkot semakin memperkuat kawasan bantaran sungai sebagai ruang hijau produktif berbasis komunitas.
Hingga kini, semangat warga Patangpuluhan untuk mengolah sampah menjadi sumber daya terus berjalan konsisten, menjadikan lingkungan mereka lebih bersih sekaligus produktif.
Penulis: Susmono (Ramsus)