
JAKARTA, 12 September 2025 – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan transportasi laut yang tidak hanya handal dan modern, tetapi juga ramah lingkungan. Melalui program green port, ASDP kini menghadirkan konsep pelabuhan berkelanjutan di dua simpul utama penyeberangan nasional: Pelabuhan Merak, Banten dan Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menyampaikan bahwa inisiatif green port menjadi tonggak penting transformasi ASDP menuju transportasi laut yang hijau dan berkelanjutan.
“Pelabuhan bukan hanya tempat perpindahan kapal dan penumpang. Kami ingin pelabuhan menjadi pusat inovasi ramah lingkungan yang memberi manfaat nyata, mulai dari efisiensi energi hingga menjaga ekosistem laut untuk generasi mendatang,” jelasnya dalam konferensi pers resmi.
Kurangi Ketergantungan Fosil
Di Pelabuhan Merak, solar panel berkapasitas 61,6 Kwp terpasang di Dermaga 5 dan 7. Energi ini mampu menekan konsumsi listrik hingga 81,94 MWh di Dermaga 5 dan 80,38 MWh di Dermaga 7 per tahun.
Sementara di Pelabuhan Bakauheni, kapasitas panel surya lebih besar lagi, yakni 196 Kwp di atap gangway Dermaga 1 dan 2. Efisiensi ini melengkapi lampu solar panel yang sejak 2023 sudah menghemat sekitar 6.000 watt per hari.
IPAL dan Pengelolaan Limbah
Selain energi, ASDP juga memperkuat sistem pengelolaan limbah. Di Merak, 8 titik instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dipasang di berbagai area strategis. Di Bakauheni, IPAL menjangkau 9 cluster utama, sehingga limbah air dapat ditampung dan diolah sebelum kembali ke alam.
Fasilitas ruang limbah B3 juga disiapkan untuk mencegah pencemaran berbahaya. Langkah ini memastikan aktivitas pelabuhan tidak merusak ekosistem laut dan tetap aman bagi masyarakat pesisir.
Green Building dan Kualitas Udara
Tidak hanya di pelabuhan, kantor pusat ASDP di Jakarta juga menerapkan konsep green building dengan memperluas ruang hijau. Hal ini relevan dengan kondisi kualitas udara Jakarta yang saat ini berada di indeks AQI 144, atau 10,6 kali di atas ambang batas WHO.
“Upaya ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk menjaga bumi, bukan hanya laut, tapi juga udara yang kita hirup sehari-hari,” tambah Heru.
Libatkan Masyarakat Lewat Reverse Vending Machine (RVM)
ASDP juga menghadirkan Reverse Vending Machine (RVM) di ruang publik. Mesin ini memberi insentif bagi masyarakat yang menukar botol plastik dengan poin manfaat. Dengan cara sederhana, masyarakat diajak untuk ikut serta dalam mengurangi sampah plastik.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menegaskan keberhasilan program lingkungan ini tak lepas dari keterlibatan masyarakat.
“Menjaga lingkungan bukan hanya tugas perusahaan, tapi tanggung jawab kita semua. Setiap botol plastik yang dipilah, setiap watt energi yang dihemat, akan membawa dampak besar bagi anak cucu kita,” ungkapnya.
Selaras dengan SDGs dan Harapan ke Depan
Langkah ASDP sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 14 (Ekosistem Laut).
Heru menutup,
“Inovasi green port akan terus diperluas ke pelabuhan-pelabuhan lain di seluruh Indonesia. Kami ingin transportasi laut tidak hanya menghubungkan pulau, tetapi juga menjembatani masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.”
CORPORATE SECRETARY
PT ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)