Sindonewsjateng.com | Semarang, Jawa Tengah – Suasana Kota Semarang kembali semarak dengan digelarnya Festival Dugderan 2025, tradisi khas yang menjadi penanda masuknya bulan suci Ramadan. Acara tahunan ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga mendorong roda perekonomian lokal, terutama bagi pelaku UMKM.
🏮 Sejarah Festival Dugderan
Festival Dugderan telah menjadi bagian dari identitas Semarang sejak abad ke-19. Nama “Dugderan” berasal dari suara “dug dug” bedug dan “der” petasan, yang menandai semaraknya tradisi menyambut Ramadan.
Awalnya, festival ini hanya digelar secara sederhana di sekitar Masjid Agung Kauman, namun kini telah berevolusi menjadi event budaya besar yang mengundang perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
🎨 Warak Ngendog: Ikon Legendaris yang Tak Pernah Lekang
Simbol utama festival ini adalah Warak Ngendog, makhluk mitologi hasil perpaduan naga, unta, dan kambing. Warak Ngendog melambangkan keberagaman budaya dan toleransi antarumat beragama di Semarang.
Setiap tahun, replika Warak Ngendog diarak keliling kota oleh anak-anak dan remaja, membawa pesan damai dan keberagaman.
🛍️ UMKM Lokal Panen Rejeki
Salah satu daya tarik utama Festival Dugderan adalah bazar rakyat yang menghadirkan ratusan stand dari pelaku UMKM lokal. Produk yang ditawarkan bervariasi, mulai dari jajanan tradisional, kerajinan tangan, batik, hingga mainan khas anak-anak.
Menurut data Dinas Koperasi dan UMKM Semarang, pada Dugderan tahun lalu saja, transaksi selama festival mencapai lebih dari Rp2,5 miliar, naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya.
🎤 Komentar Warga dan Pelaku Usaha
Siti Marfu’ah (32), penjual kue semprong asal Gayamsari, mengatakan bahwa Dugderan adalah momen yang sangat ditunggu.
“Omset saya bisa naik tiga kali lipat. Pembeli nggak cuma dari Semarang, banyak juga yang dari luar kota,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Yanuar (28), pemuda asal Banyumanik yang ikut arak-arakan Warak Ngendog.
“Dugderan itu bukan cuma seru, tapi juga bikin bangga jadi orang Semarang.”
📆 Jadwal & Rangkaian Acara Festival Dugderan 2025
Festival tahun ini akan berlangsung dari 14–16 Maret 2025, dengan berbagai agenda menarik:
-
Karnaval Warak Ngendog
-
Lomba Kostum Tradisional
-
Pentas Musik dan Tari Daerah
-
Bazar Kuliner dan Kerajinan UMKM
-
Ngaji Akbar dan Santunan Anak Yatim
Lokasi utama berlangsung di kawasan Simpang Lima, Masjid Agung Kauman, dan sekitarnya.
🧠 Makna Budaya dan Potensi Pariwisata
Tak hanya menjadi simbol religius, Festival Dugderan menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata. Pemerintah Kota Semarang pun terus mendorong agar festival ini masuk kalender pariwisata nasional dan bahkan internasional.